![]() |
Berjuang Demi Republik. (Repro) |
tak juga menemui bentuk dan arah yang jelas dalam bernegara.
kita seakan tak mengerti,
sedang melakukan apa dan mau melangkah kemana,
cenderung sendiri-sendiri dan tak memiliki titik temu satu dengan yang lain.
seolah tak ada bedanya ada atau tidak ada negara.
Kita pernah benar-benar berdaulat,
saat awal merdeka dan memiliki negara sendiri,
yang bebas dari kekuasaan negara lain, tapi tak cukup lama.
kepemimpinan nasional terpecah dan
rakyat terbelah-belah dalam panji-panji ideologi.
Akhirnya, mudah bagi kekuatan asing,
untuk masuk dan menguasai kita lagi dalam bentuk yang lain.
sampai hari ini.
Perubahan-perubahan yang pernah terjadi pada bangsa ini,
sepertinya tak pernah begitu berarti,
tak pernah mendasar, hanya di permukaan.
padahal, energi yang dipakai untuk melakukan perubahan-perubahan itu,
dari sejarah kita tahu, sedemikian besarnya.
Pengorbangan rakyat dan tokoh-tokohnya sebegitu besar dan sungguh-sungguh.
tapi, hasilnya tak pernah kita nikmati dalam waktu yang panjang,
tak sebanding dengan energi dan pengorbanan yang dikeluarkan.
dengan cepat jadi tak menentu.
Dan, pelan-pelan kembali kepada kemapanan yang tak menguntungkan orang banyak.
Hanya menjadi milik segelintir orang,
yang berkuasa atas jutaan orang yang tak mengerti apa-apa.
Jutaan manusia itu bahkan tak mengerti masalah,
atau lebih parah lagi, tak merasa punya masalah!
Lalu, buat apa kita jadikan persoalan?
buat apa kita permasalahkan?
bukankah baik bila mereka tak punya masalah?
benar! Baik sekali adanya,
kalau benar-benar mereka tak punya masalah.
tapi apa betul, mereka benar-benar tak punya masalah?
Ayolah, kita jawab pertanyaan ini secara sungguh-sungguh,
dengan pikiran jernih dan hati yang bersih.
ayolah, kita jawab dengan akal sehat dan hati nurani,
dengan segenap rasionalitas kita yang didasari rasa keadilan yang hakiki!
Tengoklah! Media massa, baik cetak maupun elektronik,
mengabarkan berita tentang rakyat yang menderita.
Kemiskinan sudah sampai pada tahap bikin orang tak sanggup makan,
kelaparan, kurang gizi dan busung lapar.
Gambarnya tertayang jelas,
matanya menonjol seolah hampir copot,
dadanya memperlihatkan gambang tulang iga,
hidup bernafas tapi tak kuasa dikerubuti lalat.
Kesulitan sudah sampai pada tahap bikin berbunuhan sesama anggota keluarga.
Abang bunuh adik,
adik bunuh kakak,
anak bunuh ayah,
ayah bunuh anak,
anak bunuh ibu,
ibu bunuh anak.
juga anak sekolahan yang bunuh diri
karena uang sekolah belum terbayar,
atau ibu yang bunuh diri,
karena tak sanggup bayar uang sekolah anaknya.
Ada juga, laki-bini mengakhiri hidup bersama,
setelah menghabisi nyawa anak-anaknya.
gangguan jiwa, stres,
akibat impitan ekonomi,
dan tak punya jalan keluar.
Lalu, kenapa mereka tak merasakan sebagai masalah?
satu sisi jutaan manusia di sekeliling kita tak sadar akan masalah,
sementara di sisi lain orang-orang yang sadar masihlah mencari-cari,
dan berupaya merumuskan permasalahan negeri ini.
Segelintir orang sadar ini pun harus bergulat,
tarik-menarik satu dengan yang lain,
untuk menentukan masalah apa yang sesungguhnya kita hadapi.
bagaimanapun penentuan masalah itu penting,
karena menyangkut langkah yang harus kita jalani.
Banyaknya orang yang tak memahami masalah,
bahkan masalahnya sendiri, tidak luput dari bodohnya masyarakat kita,
yang memang disebabkan lemahnya pendidikan bangsa.
Sebenarnya, pendidikan bangsa sudah jadi perhatian para pendiri republik ini. pada pembukaan undang-undang dasar kita,
hal pendidikan bahkan telah diterakan sebagai tujuan pendirian negara,
yakni “……..mencerdaskan kehidupan bangsa…………..”
Soal dan masalah ini penting bagi kita untuk kita bahas,
karena inilah sebetulnya akar bangsa ini.
tentang masalah dan rasa keadilan,
Negara harus memberikan rasa aman bagi rakyatnya,
dan negara harus melindungi atas hak-hak asasi manusia.
Masih tidak cukupkah untuk mengetahui masalah kita yang sesungguhnya,
Tengoklah diri ini, tengoklah samping, belakang dan depan,
dengan cepat berubah seperti diterak angin.
soal Kepemimpinan,
soal Kemerdekaan,
soal fase-fase perubahan yang pernah terjadi dan soal REVOLUSI.
Dan akhirnya, semua tersusun dalam Susunan Revolusi Indonesia.
membangun Kesadaran rakyat dan cita-cita Sosial,
keberdayaan dan organisasi rakyat,
persatuan nasional, kepedulian, jiwa sosial, solidaritas dan kebersamaan.
kepemimpinan yang adil,
perubahan Kekuasaan dan
perwujudan cita-cita bersama.
Untuk Indonesia tercinta…
Maka,
Seruan Persiapan Revolusi
Mencermati problematika Indonesia yang tak kunjung selesai dan terampasnya kehidupan berbangsa dan bernegara oleh kekuatan kekuasaan asing yang bercampur tangan seia-sekata dengan kekuatan kekuasaan yang merampas hak-hak kesejahteraan dan keadilan rakyat, kami mengajak segenap bagian rakyat Indonesia untuk bergerak bersama menuju jalan keluar yang sesungguh-sungguhnya, membongkar masalah sampai ke akar-akarnya dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Dalam rangka menuju jalan keluar dari persoalan rakyat, bangsa dan negara tersebut hendaklah kita menelaah keadaan secara serius dengan tidak melupakan sejarah, bersikap tegas terhadap musuh kebenaran dan tidak melakukan kompromi terhadap kejahatan.
Demi ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, untuk mewujudkan tekad tersebut, kami menyerukan kepada segenap bagian rakyat Indonesia untuk mengumpulkan kekuatan kebaikan, bersama-sama dan bersatu-padu Menyusun Revolusi Indonesia .